Lingkungan mempengaruhi ekspresi arsitektur dalam berbagai cara, seperti:
1. Iklim: Iklim suatu daerah mempengaruhi desain bangunan. Misalnya, area dengan cuaca panas atau dingin yang ekstrim memerlukan penggunaan bahan bangunan khusus seperti insulasi tebal, jendela berlapis ganda, dan perangkat peneduh.
2. Topografi: Topografi suatu daerah menentukan kemiringan tapak, ketinggian permukaan air, dan pondasi bangunan. Arsitek harus mempertimbangkan faktor-faktor ini selama fase desain untuk memastikan bahwa bangunan tersebut stabil dan tahan terhadap bencana alam seperti banjir atau tanah longsor.
3. Konteks Budaya dan Sejarah: Arsitektur mencerminkan konteks sosial, budaya, dan sejarah suatu wilayah. Gaya arsitektur suatu bangunan dapat berfungsi sebagai pengenal bagi masyarakat setempat maupun khalayak yang lebih luas.
4. Ketersediaan sumber daya: Ketersediaan bahan, sumber daya, dan tenaga kerja di suatu wilayah secara signifikan mempengaruhi desain bangunan. Arsitek harus mempertimbangkan material lokal yang berkelanjutan dan mudah tersedia untuk mengurangi biaya transportasi dan konstruksi, serta jejak karbon.
5. Teknologi: Kemajuan teknologi memainkan peran penting dalam membentuk ekspresi arsitektur sebuah bangunan. Munculnya desain dengan bantuan komputer (CAD), pencetakan 3D, dan bahan bangunan baru telah secara signifikan memengaruhi cara arsitek mendekati desain dan konstruksi.
Tanggal penerbitan: