1. Melibatkan pemegang pengetahuan Adat dan tradisional: Masyarakat adat dan pemegang pengetahuan tradisional memiliki pengetahuan lama dan tak ternilai tentang lingkungan, termasuk spesies, habitat, dan sumber daya di wilayah mereka. Pengetahuan mereka harus dimasukkan dan dihormati dalam upaya konservasi.
2. Menghormati norma budaya dan sosial: Upaya konservasi harus mempertimbangkan norma budaya dan sosial masyarakat adat dan komunitas lokal. Sangat penting untuk menghormati kepercayaan, praktik, dan tradisi mereka saat mengembangkan rencana konservasi.
3. Mengintegrasikan pengetahuan tradisional ke dalam strategi konservasi: Pengetahuan tradisional harus diintegrasikan ke dalam strategi konservasi. Proses ini melibatkan keterlibatan dengan masyarakat adat dan pemegang pengetahuan tradisional untuk memahami pentingnya ekologi dan budaya tanah dan sumber daya.
4. Mengembalikan lanskap budaya: Upaya konservasi harus mempertimbangkan pemulihan lanskap budaya dan praktik pengelolaan tradisional. Praktik-praktik ini menekankan hubungan antara manusia dan lingkungannya, meningkatkan ketahanan sosial-ekologis.
5. Dukung upaya konservasi yang dipimpin oleh masyarakat adat: Inisiatif konservasi yang dipimpin oleh masyarakat adat harus diprioritaskan karena diinformasikan oleh pengetahuan dan nilai masyarakat adat.
6. Melibatkan masyarakat adat dalam proses pengambilan keputusan: Masyarakat adat dan pemegang pengetahuan tradisional harus dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan dan praktik konservasi. Mereka harus memiliki perwakilan yang setara dan dihormati karena pengetahuan, nilai, dan perspektif mereka.
7. Memberikan pendidikan dan pelatihan: Pendidikan dan pelatihan harus diberikan untuk membangun kapasitas dan memastikan bahwa pengetahuan tradisional terus diwariskan kepada generasi mendatang. Proses ini membantu menjaga warisan budaya, praktik tradisional, dan ketahanan ekologis.
Tanggal penerbitan: