Arsitektur brutal muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai gaya yang mencerminkan nilai-nilai zaman, antara lain fungsi atas bentuk, kesederhanaan, dan kejujuran dalam penggunaan material. Gaya ini ditandai dengan penggunaan beton mentah tanpa hiasan, yang digunakan baik untuk penyangga struktural maupun sebagai pelapis eksterior. Penekanan pada beton sebagai bahan mencerminkan pergeseran menuju kemajuan teknologi, industrialisasi, dan produksi massal.
Ornamen dalam arsitektur Brutalis sangat minim, dengan fokus pada bahan yang mentah dan kasar. Beton terbuka dibiarkan dalam bentuk aslinya dengan tekstur kasar, dan tanda-tanda bekisting kayu yang digunakan untuk menahannya selama proses pengecoran sering dibiarkan terlihat. Ini menunjukkan kejujuran dalam proses konstruksi dan merayakan pentingnya fungsionalitas daripada estetika.
Secara keseluruhan, ornamentasi dalam arsitektur Brutalis mencerminkan ketertarikan zaman pada modernisme, kesederhanaan, dan industrialisasi, menekankan pentingnya bahan mentah dan alami, serta menunjukkan kejujuran dalam proses konstruksi yang penting di saat masyarakat mempertanyakan nilai dan struktur tradisional.
Tanggal penerbitan: