Dampak kolonialisme terhadap kearifan lokal dalam kaitannya dengan warisan arsitektur sangatlah signifikan. Kolonialisme memaksakan desain dan gaya arsitektur Barat pada masyarakat adat, yang mengarah pada penghapusan teknik dan pengetahuan bangunan tradisional. Penghapusan ini tidak hanya bersifat fisik tetapi juga sosio-kultural, karena kolonialisme sering mengasosiasikan arsitektur pribumi dengan keprimitifan dan inferioritas.
Pemaksaan arsitektur Barat juga menyebabkan hilangnya bahan bangunan asli dan pengenalan bahan baru, yang seringkali berdampak negatif terhadap lingkungan dan ekonomi lokal. Sistem pengetahuan adat yang berkaitan dengan warisan arsitektur tidak sepenuhnya dihargai atau diakui, dan upaya untuk melestarikan atau mendokumentasikannya seringkali tidak memadai.
Akibat dari dampak ini adalah banyak situs dan struktur warisan arsitektural adat telah hilang atau rusak, dan praktik bangunan tradisional sebagian besar telah ditinggalkan. Hal ini juga mempengaruhi hubungan antara masyarakat adat dan lanskap budaya mereka, yang menyebabkan perasaan tersingkir dan terputus dari warisan mereka.
Saat ini, ada upaya untuk mengenali dan melestarikan warisan arsitektur asli, dan memasukkan pengetahuan dan praktik tradisional ke dalam desain kontemporer. Namun, upaya ini masih menghadapi banyak tantangan, termasuk kurangnya pengakuan dan pendanaan.
Tanggal penerbitan: