Sensitivitas arsitektur dapat secara langsung berhubungan dengan psikologi warna. Pilihan warna dalam arsitektur dan desain interior dapat memengaruhi emosi dan perilaku orang-orang di ruang tersebut.
Misalnya, warna yang menenangkan dan tenang seperti biru dapat digunakan dalam lingkungan kerja yang damai untuk mendorong fokus dan produktivitas. Sementara itu, warna cerah dan energik seperti merah dapat digunakan di restoran untuk merangsang nafsu makan dan menciptakan suasana yang hidup.
Arsitek yang peka terhadap dampak warna pada manusia dapat menggunakan psikologi warna untuk meningkatkan tujuan dan suasana bangunan atau ruang. Dengan memilih warna yang memengaruhi emosi dan perilaku orang secara positif, mereka dapat menciptakan lingkungan yang terasa nyaman, mengundang, dan menarik.
Tanggal penerbitan: