Arsitektur Islam berkembang secara progresif dari waktu ke waktu melalui kombinasi pengaruh dari berbagai budaya dan gaya arsitektur. Dimulai dari ajaran dasar akidah Islam seperti kitab suci Al-Qur'an, ajaran Nabi Muhammad SAW, dan metode bangunan tradisi lokal.
Pada periode Islam awal, arsitektur dicirikan oleh desain yang keras dan sederhana, dengan banyak bangunan yang terdiri dari ruang internal dan eksternal kecil untuk beribadah, yang mencerminkan keyakinan awal Islam tentang penekanan pada hubungan individu dengan Tuhan. Arsitektur awal ini sering dibangun dengan bata lumpur atau batu, dengan ciri khas seperti mihrab dan menara.
Pada abad ke-8 dan ke-9, arsitektur Islam mulai mekar dan berkembang dengan dibangunnya bangunan-bangunan monumental seperti masjid, istana, dan gedung-gedung publik di kota-kota besar Islam, termasuk Bagdad, Kairo, dan Kordoba. Struktur ini seringkali sangat dipengaruhi oleh gaya arsitektur daerah yang sudah ada sebelumnya, tetapi arsitek dan pengrajin Islam memberi mereka identitas artistik yang unik dan berbeda dengan fokus pada geometri, pola geometris rumit atau muqarnas, dan kaligrafi.
Perkembangan arsitektur Islam semakin ditingkatkan selama masa Kesultanan Utsmaniyah, yang melihat munculnya bentuk-bentuk bangunan baru seperti masjid berkubah dan istana yang rumit, yang ditandai dengan penggunaan ubin kaca, desain yang rumit, dan kaligrafi.
Kesimpulannya, arsitektur Islam berkembang dari waktu ke waktu melalui sintesis unik pengaruh agama, budaya, dan seni, yang berpuncak pada warisan arsitektur yang kompleks, beragam, dan menakjubkan yang ditemukan di seluruh dunia Islam saat ini.
Tanggal penerbitan: