1. Desain akustik: Bangunan tempat penyandang disabilitas pendengaran menghabiskan waktunya harus bebas dari suara atau kebisingan yang tidak diinginkan. Memasang bahan vibro-akustik di dinding, karpet, dan langit-langit dapat meminimalkan waktu dengung. Selain itu, polusi suara di luar harus diidentifikasi dan dicegah dengan menggunakan pelindung akustik atau insulasi tebal.
2. Lingkungan taktil: Penyandang disabilitas visual dapat menjelajahi ruang dengan bantuan sentuhan dan rasa. Perlengkapan dan tanda-tanda penting harus tersedia dalam huruf timbul, braille atau metode taktil lainnya.
3. Lingkungan visual: Mengontrol jumlah cahaya dalam bangunan sangat penting karena orang dengan gangguan penglihatan membutuhkan tingkat kecerahan yang tepat untuk membantu mobilitas mereka. Bangunan dengan sistem pencahayaan yang sempurna memungkinkan pengguna tunanetra atau rabun untuk bernavigasi secara alami.
4. Pencarian arah: Isyarat visual seperti tanda dan simbol harus mengarahkan penyandang disabilitas ke area tertentu dan memberikan informasi yang diperlukan. Kontras warna adalah fitur visual lain yang membantu orang dengan penglihatan rendah mengidentifikasi penanda tertentu dengan cepat.
5. Teknologi pintar: Teknologi pintar dapat membantu memecahkan masalah fisik atau biologis penyandang disabilitas sensorik. Perangkat yang diaktifkan suara, asisten virtual, tampilan Braille, dan sistem bantuan komputer dapat membuat lingkungan fisik lebih mudah diakses.
6. Desain universal: Desain universal menciptakan ruang yang dapat digunakan, dipahami, dan dinavigasi oleh semua individu terlepas dari kemampuannya. Ini akan mencakup fitur yang dapat disesuaikan dan intuitif seperti gagang pintu, landai, pegangan tangan, dan tombol angkat.
Tanggal penerbitan: