Penerapan tata kelola dalam arsitektur transportasi meliputi:
1. Mengembangkan kebijakan dan peraturan: Pemerintah menggunakan tata kelola untuk mengembangkan kebijakan dan peraturan yang mengawasi dan menstandarkan sistem transportasi serta memastikan keselamatan dan efisiensi.
2. Mengalokasikan sumber daya: Tata kelola membantu dalam alokasi sumber daya untuk infrastruktur dan layanan transportasi secara adil dan efisien.
3. Memfasilitasi partisipasi publik: Tata kelola memfasilitasi partisipasi publik dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan implementasi transportasi dengan memberikan kesempatan untuk umpan balik dan kolaborasi.
4. Pemantauan dan evaluasi: Tata kelola menyediakan kerangka kerja untuk memantau dan mengevaluasi program dan proyek transportasi untuk memastikan mereka memenuhi tujuan mereka dan memenuhi kebutuhan masyarakat yang mereka layani.
5. Pembangunan kemitraan: Tata kelola mendorong kemitraan dan kolaborasi yang efektif antara lembaga transportasi, sektor swasta, dan lembaga swadaya masyarakat untuk meningkatkan infrastruktur dan layanan transportasi.
6. Mengkoordinasikan perencanaan dan implementasi: Tata kelola memastikan koordinasi perencanaan dan implementasi transportasi yang efektif di berbagai sektor dan tingkat pemerintahan untuk mengembangkan sistem transportasi yang kohesif dan berkelanjutan serta mengurangi duplikasi upaya dan sumber daya.
7. Memastikan akuntabilitas: Tata kelola menyediakan kerangka kerja untuk memastikan akuntabilitas dalam penyampaian layanan transportasi, yang membantu mempromosikan transparansi, mengurangi korupsi, dan meningkatkan kinerja.
Tanggal penerbitan: