1. Kesiapsiagaan keuangan: Penting untuk memiliki rencana keuangan sebelum bencana terjadi untuk mengurangi potensi kerugian keuangan.
2. Penilaian risiko: Rancangan keuangan dalam bencana melibatkan pelaksanaan penilaian risiko untuk mengidentifikasi potensi kerugian keuangan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalkannya.
3. Inklusi keuangan: Sistem keuangan yang inklusif memungkinkan populasi yang rentan untuk mengakses layanan dan produk keuangan, yang dapat membantu mereka mengatasi dampak keuangan dari bencana.
4. Perencanaan kontinjensi: Rencana kontinjensi tanggap bencana harus mencakup pertimbangan keuangan, seperti sumber pendanaan, prosedur pengadaan darurat, dan proses pengambilan keputusan terkait dengan alokasi sumber daya.
5. Koordinasi antarlembaga: Koordinasi di antara berbagai lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan selama bencana sangat penting untuk memastikan tanggapan yang efektif dan efisien.
6. Transparansi dan akuntabilitas: Rancangan keuangan dalam bencana harus memprioritaskan transparansi dan akuntabilitas untuk memastikan bahwa dana digunakan dengan tepat dan semua pemangku kepentingan mengetahui situasi keuangan.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan data: Akses ke data yang akurat sangat penting untuk membuat keputusan keuangan yang terinformasi selama bencana, termasuk alokasi sumber daya dan memperkirakan pengeluaran di masa mendatang.
Tanggal penerbitan: