1. Lereng dan perubahan elevasi: Arsitek lanskap harus menyadari risiko yang terkait dengan lereng yang curam dan perubahan elevasi yang dapat menyebabkan jatuh dan cedera.
2. Fitur air: Kolam, sungai, dan fitur air lainnya bisa berbahaya jika tidak dirancang dan dipelihara dengan baik. Penghalang keamanan dan tanda peringatan sangat penting untuk mencegah kecelakaan tenggelam dan cedera lainnya.
3. Pencahayaan: Area dengan penerangan yang buruk dapat mempersulit orang untuk melihat halangan dan meningkatkan risiko kecelakaan. Pencahayaan yang memadai dan efektif harus dimasukkan ke dalam desain.
4. Pemilihan tanaman: Beberapa tanaman beracun dan dapat membahayakan jika tertelan, sementara yang lain dapat menyebabkan reaksi alergi. Arsitek lanskap harus mempertimbangkan keamanan pemilihan tanaman saat mendesain ruang luar.
5. Aksesibilitas: Kegagalan untuk mempertimbangkan prinsip desain universal dapat mempersulit penyandang disabilitas untuk mengakses dan menggunakan ruang luar. Landai, pegangan tangan, dan akomodasi lainnya harus dimasukkan ke dalam rencana desain untuk memastikan keamanan dan aksesibilitas bagi semua.
6. Lokasi konstruksi: Lokasi konstruksi lanskap dapat menimbulkan risiko keselamatan, termasuk jatuh, kecelakaan alat berat, dan paparan bahan berbahaya. Protokol keselamatan yang tepat harus diikuti untuk meminimalkan risiko dan melindungi pekerja dan pengunjung.
7. Satwa Liar: Perjumpaan dengan satwa liar tidak dapat diprediksi dan berpotensi berbahaya, terutama di daerah di mana hewan liar diketahui berkeliaran. Langkah-langkah yang tepat harus diambil untuk menjaga keamanan pengunjung, seperti memasang penghalang atau tanda peringatan.
8. Kondisi cuaca: Ruang luar rentan terhadap kondisi cuaca, termasuk panas ekstrem, dingin, angin, dan hujan. Desainer harus mempertimbangkan faktor-faktor ini dan menggabungkan material dan struktur yang tahan cuaca untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung.
Tanggal penerbitan: